Sejarah Kota Ankara: Dari Peradaban Kuno hingga Ibu Kota Modern Turki

Pendahuluan

Kota ini tidak hanya dikenal sebagai pusat pemerintahan modern Turki, tetapi juga merupakan saksi perjalanan berbagai peradaban, mulai dari bangsa Hittite, Phrygia, Romawi, Bizantium, hingga Kekaisaran Ottoman. Pergeseran fungsi Ankara dari sebuah kota kuno yang relatif sepi menjadi pusat politik utama Turki modern menjadikannya unik dan menarik untuk ditelusuri.

Jejak Peradaban Kuno

Sejarah Ankara berawal dari ribuan tahun yang lalu. Kawasan ini telah dihuni sejak zaman kuno oleh bangsa Hittite sekitar abad ke-2 milenium sebelum masehi. 

Pada masa Phrygia, sekitar abad ke-8 SM, Ankara dikenal sebagai Ancyra, yang berarti “jangkar.” Nama ini diyakini terkait dengan legenda bahwa seorang raja Phrygia menemukan jangkar di daratan, lalu menamakan kota itu sesuai temuannya. Ancyra kemudian berkembang menjadi pusat kebudayaan dan perdagangan yang ramai.

Masa Kekuasaan Romawi

Ketika Kekaisaran Romawi meluaskan wilayahnya, Ancyra menjadi bagian penting dari provinsi Galatia pada abad ke-1 SM. Salah satu peninggalan terbesar masa itu adalah Monumen Augustus dan Res Gestae Divi Augusti, yang berisi catatan resmi kehidupan dan pencapaian Kaisar Augustus. Monumen tersebut hingga kini menjadi bukti nyata bagaimana Ankara menjadi pusat administratif dan simbol kekuasaan Romawi di Anatolia.

Selain itu, berbagai infrastruktur seperti jalan, saluran air, serta HONDA138 bangunan pemerintahan dibangun untuk memperkuat peran kota ini sebagai pusat provinsi. Perkembangan tersebut menjadikan Ancyra salah satu kota terpenting di Anatolia pada masa Romawi.

Era Bizantium

Setelah jatuhnya Kekaisaran Romawi Barat, Ankara berada di bawah kekuasaan Kekaisaran Bizantium. Pada periode ini, kota tetap memiliki peran strategis, terutama karena lokasinya di jalur antara Konstantinopel (sekarang Istanbul) dan wilayah timur Bizantium.

Kota ini sering menjadi benteng pertahanan melawan serangan bangsa Arab dan kemudian bangsa Turki Seljuk. Dinding kota yang masih bisa ditemukan hingga kini merupakan peninggalan dari masa Bizantium, menegaskan fungsi Ankara sebagai kota benteng sekaligus pusat keagamaan. Gereja-gereja dan basilika juga dibangun, memperkuat peran Ankara dalam penyebaran agama Kristen di Anatolia.

Periode Seljuk dan Ottoman

Pada abad ke-11, bangsa Turki Seljuk mulai memasuki Anatolia dan berhasil menguasai Ankara. Kota ini kemudian menjadi salah satu pusat perdagangan penting, terutama karena lokasinya berada di jalur sutra darat yang menghubungkan Asia Tengah dengan Eropa.

Ketika Kekaisaran Ottoman bangkit pada abad ke-14, Ankara resmi berada di bawah kendali mereka. Pada masa Ottoman, Ankara dikenal sebagai pusat produksi wol dan tekstil berkualitas tinggi.

Meskipun Istanbul berfungsi sebagai pusat politik dan budaya utama Ottoman, Ankara tetap memiliki peran signifikan sebagai kota perdagangan yang dikenal hingga ke mancanegara.

Lahirnya Republik Turki dan Penunjukan Ankara sebagai Ibu Kota

Setelah runtuhnya Kekaisaran Ottoman pasca Perang Dunia I, Mustafa Kemal Atatürk memimpin perjuangan bangsa Turki untuk merebut kembali kedaulatan dari kekuatan sekutu.

Pada tahun 1920, Ankara dipilih sebagai pusat perlawanan karena posisinya strategis di tengah Anatolia dan jauh dari ancaman serangan laut. 

Setelah keberhasilan perjuangan tersebut, pada tahun 1923, Republik Turki resmi berdiri dengan Mustafa Kemal Atatürk sebagai presiden pertama. Ankara kemudian ditetapkan sebagai ibu kota baru, menggantikan Istanbul. Pemilihan Ankara sebagai ibu kota bukan hanya karena faktor strategis, tetapi juga simbol perubahan menuju Turki yang modern dan lebih berorientasi pada daratan Anatolia.

Ankara dalam Perkembangan Modern

Sejak menjadi ibu kota, Ankara mengalami transformasi pesat. Dari sebuah kota kecil yang relatif sepi, Ankara tumbuh menjadi pusat pemerintahan, diplomasi, pendidikan, dan kebudayaan. Berbagai gedung pemerintahan, universitas, museum, serta pusat kebudayaan dibangun untuk memperkuat identitas baru kota ini.

Salah satu landmark terpenting Ankara adalah Anıtkabir, mausoleum megah tempat peristirahatan Mustafa Kemal Atatürk. Monumen ini menjadi simbol penghormatan bangsa Turki terhadap sang pendiri republik sekaligus ikon utama kota.

Selain itu, Ankara juga menjadi pusat seni, dengan teater, museum, dan konser yang aktif. 

Peninggalan Sejarah yang Masih Bertahan

Hingga kini, Ankara tetap menyimpan berbagai jejak sejarah dari peradaban kuno hingga modern. Monumen Augustus, peninggalan Romawi, tetap dipelihara sebagai bagian dari warisan dunia.

Perpaduan antara masa lalu dan masa kini menjadikan Ankara kota yang penuh lapisan sejarah.

Kesimpulan

Kota Ankara bukan sekadar ibu kota Turki, melainkan sebuah ruang sejarah yang sarat makna. Perjalanannya dari sebuah pemukiman kuno bangsa Hittite hingga menjadi pusat pemerintahan modern menggambarkan transformasi luar biasa yang jarang dimiliki sebuah kota. Setiap periode meninggalkan warisan yang memperkaya identitas Ankara: dari monumen Romawi yang monumental, benteng Bizantium yang kokoh, jejak perdagangan mohair di era Ottoman, hingga peran vitalnya sebagai pusat perjuangan Kemerdekaan Turki.

Keputusan ini tidak hanya didasari aspek strategis, tetapi juga mencerminkan simbol semangat pembaruan dan modernisasi Turki. Dari sebuah kota kecil yang sunyi, Ankara berkembang menjadi pusat administrasi, pendidikan, kebudayaan, serta diplomasi. Landmark penting seperti Anıtkabir bukan hanya menjadi ikon kota, tetapi juga pengingat akan nilai perjuangan nasional.

Kini, Ankara adalah representasi unik antara tradisi dan modernitas. Kehidupan metropolitannya berpadu dengan jejak peradaban kuno yang masih terjaga. Kota ini menunjukkan bahwa modernisasi tidak berarti menghapus masa lalu, melainkan menjadikannya fondasi untuk melangkah ke masa depan.

Dengan segala lapisan sejarah, Ankara tidak hanya penting bagi rakyat Turki, tetapi juga memiliki nilai universal bagi dunia sebagai contoh bagaimana sebuah kota mampu bertransformasi tanpa kehilangan identitas historisnya. Dari jangkar yang memberi nama kuno Ancyra hingga menjadi jangkar politik Turki modern, Ankara adalah simbol kekuatan, kontinuitas, dan semangat kebangsaan yang tak lekang oleh waktu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *